
Universitas Sebelas Maret (UNS) Kampus Kebumen melalui Program Studi Magister (S2) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menggelar International Guest Lecture bertajuk “Social Inclusion in Museums” pada Rabu (16/07/2025) pukul 15.00 WIB secara daring melalui Zoom. Kuliah tamu ini menghadirkan pakar inklusi sosial dan pendidikan museum internasional, Kata Springinzeisz, Ph.D. dari University of Gabriela Mistral, Chile.
Kata Springinzeisz, Ph.D. dikenal melalui berbagai publikasinya di jurnal bereputasi internasional yang mengulas isu inklusi sosial, pendidikan nonformal, keberagaman, serta transformasi museum menjadi ruang publik yang inklusif dan humanis.
“Museum tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan artefak, melainkan berkembang menjadi ruang dialog, pendidikan, dan pemberdayaan kelompok masyarakat yang terpinggirkan,” ujar Kata.
Kuliah tamu ini mengupas konsep inklusi sosial dari berbagai perspektif, mulai dari bagaimana eksklusi dan segregasi masih terjadi secara halus dalam banyak lembaga budaya, hingga bagaimana museum dapat membangun rasa aman, rasa memiliki, dan kebebasan berekspresi.
Melalui contoh-contoh dari berbagai belahan dunia, seperti Invisible Exhibition yang memungkinkan pengunjung mendalami dunia dari sudut pandang tunanetra, hingga Museum of Homelessness di London yang dikelola langsung oleh komunitas penyintas tunawisma, peserta diajak memahami bahwa museum juga bisa menjadi agen perubahan sosial yang nyata.
Sementara itu, Kepala Program Studi S2 PGSD Kampus Kebumen UNS, Dr. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si. berharap kegiatan ini menjadi momentum belajar yang berkesan dan menggugah rasa ingin tahu para peserta. “Kita akan banyak belajar dari Mrs. Kata terkait inklusi sosial. Apa itu inklusi sosial dan mengapa ini penting untuk kita pelajari,” ungkapnya.
Kuliah tamu internasional ini dipandu oleh Dwiana Nur Rizki Hanifah, M.Pd. sebagai Master of Ceremony (MC), dan dimoderatori oleh dosen PGSD UNS, Dr. Murwani Dewi Wijayanti, M.Pd. Suasana diskusi berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Ratusan peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa baik dari prodi S1 PGSD Kebumen, prodi S2 PGSD Kebumen, S1 PGSD Solo, S2 PGSD Solo, dan masyarakat umum tampak aktif menyimak dan mengajukan pertanyaan kritis yang mencerminkan ketertarikan mereka terhadap isu inklusi sosial dalam konteks pendidikan dan kebudayaan.
Dalam sesi tanya jawab, peserta tak hanya menanyakan aspek teoretis, tetapi juga menggali praktik nyata dan tantangan penerapan inklusi sosial di lembaga museum. Beberapa peserta bertanya tentang bagaimana museum bisa menjadi tempat aman bagi kelompok rentan, bagaimana pendekatan multisensorial diterapkan bagi pengunjung dengan disabilitas, hingga bagaimana kurikulum pendidikan dasar dapat memasukkan nilai-nilai inklusi budaya melalui kunjungan ke museum.
Melalui International Guest Lecture ini, S2 PGSD Kebumen UNS berharap dapat memperkuat posisi sebagai pusat pengembangan ilmu pendidikan yang progresif dan terbuka terhadap diskursus global. Kehadiran narasumber internasional juga menjadi wujud nyata komitmen S2 PGSD Kebumen UNS dalam memperluas jejaring dan memperkaya khasanah akademik lintas budaya.

